Istilah supervisi merupakan hasil penterjemahan dari kata Supervision
mempunyai akar kata super berarti greater or more than usual, sedangkan
vision berarti ability to see. Dengan demikian supervisi
diartikan sebagai kemampuan untuk melihat yang lebih dari biasanya
(Procteh'1983). Supervisi juga berasal dari bahasa latin supervideo yang
berarti oversee atau mengawasi (Oliva, 1984). Secara terminalogi, Wiles
(1967) mendefisikan supervisi dengan aktivitas pelayanan yang dilakukan uniuk
membanlu guru dalam melaksanakan pekerjaan agar memperoleh hasil yang lebih
baik. Pada bagian lain Wiles juga menyatakan bahwa supervisi merupakan bantuan
yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar agar
memperoleh hasil yang lebih baik. Neagley dan Evans (1980) mendefinisikan supervisi dengan bantuan yang
diberikan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidikan, dan
kurikulum.
Glickman
(1981) mendefinisikan supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk
membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Lebih lanjut Glickman mcnjelaskan bahwa bentuk-bentiik bantuan yang diberikan
tersebut disesuaikan dengan tinggi rendahnya komitmen dan kemampuan berfikir abstrak guru. Sehinggga Harris
(dalam Oliva, 1984) merujuk supervisi sebagai aktifitas yang secara langsung
dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.
Mantja (2002) mendefinisikan supervisi dengan semua usaha yang
dilakukan untuk membantu atau melayani guru agar dapat mengembangkan, memperbaiki,
dan bahkan meningkatkan pengajaran, serta dapat menyediakan kondisi belajar
yang efektif dan efisien demi pcrtumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan
pendidikan dan meningkatkan mutu pebdidikan. I.ebih lanjut ditegaskan bahwa
dengan demikian pertanggung jawaban supervisi pembelajaran ilu mencakup
bcrbagji aspek yang berkaitan dengan kurikulum, dan pembelajaran (Oliva, 1984).
Berdasarkan
istilah supervisi pengajaran di atas, pertama, supervisi merupakan
seluruh usaha yang dirancang oleh petugas sekolah kearah penyediaan
kepemimpinan bagi guru-guru dan pekerja sekolah lainnya, kedua, supervisi
mempunyai sasaran pada usaha perbaikan, pertumbuhan jabatan, mengembangkan guru-guru,
serta revisi tujuan pcndidikan dan bahan pengajaran. Melalui penegasan yang
dikemukakan oleh Neagly dan Evans (1980) yang menyebut supervisi sebagai
rangkaian kegiatan pembinaan (bukan kegiatan administratil) yang dilakukan oleh
supervisor, dapat menuntun kita untuk menentukan kesimpulan, bahwa prestasi itu
ditujukan untuk memperbaiki pengajaran guru demi tercapainya prestasi belajar
siswa secara optimal. Sementara itu Alfonso dan Firth (1981) mengemukakan bahwa
perilaku supervisi yang dirancang oleh organisasi secara langsung mempengaruhi
perilaku dalam memfasilitasi belajar siswa guna mencapai tujuan organisasi.
Bertitik tolak dari pengertian supervisi diatas, maka terdapat
tiga unsusr penting yang secara implisist terkandung dalam supervisi pendidikan
yaitu: (1) unsur proses pengarahan, bimbingan dan bantuan supervisor kepada
guru, (2) unsur guru dan personalia sekolah lainnya sebagai pihak yang harus
dibimbing dan ditolong demi peningkatan kapasitasnya, (3) unsur proses belajar
mengajar sebagai obyek yang harus diperbaiki demi tercapainya tujuan pendidikan
dan pengajaran. (diakses dari : http://manajemenpendidikansilam.blogspot.com/2012/11/supervisi-kepala-sekolah.html) Rabu, 29 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar