Keterlibatan siswa dapat diartikan sebagai peran
aktif siswa sebagai partisipan
di dalam proses belajar mengajar. Keterlibatan siswa hanya bisa dimungkinkan
jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam
proses pembelajaran. Dalam
proses belajar mengajar tradisional, dimana
strategi ceramah selalu
digunakan, para murid
diharuskan tunduk dan patuh pada peraturan
dan prosedur yang kaku. Ceramah
dalam kelas matematika tradisional akan
mengambil "80% dari waktu pembelajaran di kelas yang dikhususkan hanya untuk
ceramah oleh pengajar" (Brahier, 2000). Ini berarti bahwa hanya 20% dari waktu yang tersisa bagi peserta didik untuk
berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan.
Jika guru mengajar dengan cara seperti ini dalam
periode waktu 150 menit dengan
40 siswa, maka setiap
siswa hanya dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan alasan selama 45 detik saja.
Jika pengetahuan dibangun melalui interaksi
sosial, maka strategi ceramah tentunya tidak akan
menyisakan banyak waktu bagi siswa dalam membangun pengetahuan.
Nardi dan Steward (2003) mengatakan bahwa terdapat
ketidakpuasan di kalangan siswa
dalam kuliah dan format praktek individu pendidikan matematika tradisional saat ini. "Budaya kelas
tampaknya mendorong citra matematika sebagai
kegiatan penyelesaian tugas yang tidak bermakna dan tidak memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi" (Nardi
& Steward, 2003). Pernyataan ini dapat dibuktikan
kebenarannya di kelas matematika yang sebelumnya diampu oleh peneliti sendiri di mana siswa membicarakan
topik yang tidak berhubungan sama sekali
dengan matematika pada saat mereka sedang berlatih matematika. Tampaknya bukan hanya tidak relevannya
tugas matematika yang diberikan kepada
siswa, tetapi juga praktek yang menjadikan matematika sebagai usaha individu itulah yang menciptakan perasaan
isolasi antara siswa.
(sumber:http://digilib.unimed.ac.id/22955/9/10.%20NIM.%204123111086%20BAB%20I.pdf)
Instrumen supervisi
pelaksanaan pembelajaran yang diamati dalam aspek pelibatan peserta didik dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Menumbuhkan partisispasi aktif
pesertadidik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar
2.
Merespon positif partisipasi
peserta didik
3.
Menunjukkan sikap terbuka
terhadap respons peserta didik
4.
Menunjukkan hubungan antar
pribadi yang kondusif
5.
Menumbuhkan keceriaan atau
antuisme peserta didik dalam belajar
(sumber:
instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar