Selasa, 05 Mei 2020
Minggu, 03 Mei 2020
Konsep 12 Pemanfaatan Sumber Belajar atau Media Pembelajaran
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap
orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi,
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti
(1983: 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan bagaimana seseorang
mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup
semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh pebelajar agar terjadi
prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar dapat
dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar
yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik,
baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan
secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderugan dalam
pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama.
Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984), bahwa dari sekian
banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Seperti
halnya, banyak sumber belajar di perpustakaan yang belum dikenal dan
belum diketahui penggunaannya. Keadaan ini diperparah dimana pemanfaatan buku
sebagai sumber belajar masih bergantung pada kehadiran guru, jika guru tidak
hadir maka sumber belajar lain termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh
peserta didik. Oleh karena itu kehadiran guru secara fisik mutlak diperlukan,
disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar kehidupan peserta didik
yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science,
Richarson dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily
begins in the environment in which we live. Consequently the students study of
science should have this orientation”. Dari alam sekitar peserta didik
dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi
pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung pada guru.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai
sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat
alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk
dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran. (sumber: https://naratekpend.wordpress.com/2012/08/27/pemanfaatan-sumber-belajar/)
Sedangkan menurut instrumen
supervisi pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, aspek yang diamati dalam pemanfaatan sumber
belajar atau media pembelajaran adalah (1) menunjukkan ketrampilan dalam
penggunaan sumber belajar pembelajaran. (2) menunjukkan ketrampilan dalam
penggunaan media pembelajaran. (3) menghasilkan pesan yang menarik. (4)
melibatkan pesertas didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran. (5)
melbatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Konsep 11 Penerapan Pendekatan Scientific
Menurut M. Lazim (2013: 1), Pendekatan
saintifik didefinisikan sebagai berikut: Pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan
saintifik/ ilmiah terbukti lebih efektif dalam pembelajaran dibandingkan dengan
pembelajaran tradisional. Penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi,
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan (M. Lazim, 2013:2).
1. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya.
2. Menanya
Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik.
Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik.
b. Mendorong
dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c. Mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya.
d. Menstrukturkan
tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
e. Membangkitkan
keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi
jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
f.
Mendorong partisipasi
peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan
berpikir, dan menarik simpulan.
g. Membangun
sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
h. Membiasakan
peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
i.
Melatih kesantunan dalam
berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
3. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan
4. Menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
5. Mengkomunikasikan
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Sedangkan menurut
instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, aspek yang diamati dalam penerapan pendekatan scientific adalah
(1) memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. (2) memfasilitasi peserta
didik untuk mengamati. (3) memancing peserta didik untuk bertanya. (4)
memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.(5) memfasilitasi pesertadidik untuk
menganalisis. (6) memberikan pertanyaan pesertadidik untuk menalar (proses
berfikir yang logis dan sistematis). (7) menyajikan kegiatan pesertadidik untuk
berkomunikasi.
Konsep 10 Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
Secara
umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besarhaluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan.Dihubungkan
dengan belajar mengajar strategi dapat diartikan pola-pola umumkegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untukmencapai
tujuan yang telah digariskan. Dengan demikian strategi pada intinyaadalah langkah-langkah terencana yang
bermakna luas dan mendalam yangdihasilkan
dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalamberdsarkan pada teori dan pengalaman
tertentu. (Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009), h.
206)
Pendidik dalam menyajikan pelajaran harusmemperhatikan kondisi siswa, kemudian
strategi apa yang harus diterapkan, sertadapat
membangkitkan minat siswa. Azyumardi Azra menyatakan sebagaimanayang dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa
pendidikan yang berjalan lebih daripadasekedar
pengajaran, bukan hanya merupakan sebagai transfer ilmu belaka,transformasi nilai dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yangdicakupnya.
Dengan demikian pengajaran lebih berorientasi pada pembentukanpara spesialis, karena itu perhatian dan
minatnya lebih bersifat tekhnis.
(Abuddin Nata, Kapita
Selekta Pendidikan Islam
(Bandung: Angkasa, 2003), h. 57)
Sedangkan
dalam instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, aspek yang diamati dalam penerapan strategi
pembelajaran yang mendidik adalah (1) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai. (2) memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (3) melaksanakan pembelajaran secara
runtut. (4) menguasai kelas. (5) melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual. (6) melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif (nurturant effect). (7) melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Judul R&D : pengembangan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran guru Bahasa Indonesia di MI Al-Jihad ...